Kamis, 18 September 2008


Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Istana Negara. Anggotanya berasal dari pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus di beberapa tingkat wilayah, provinsi, dan nasional.

Sejarah

Tahun 1967, Hussein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Suharto, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:

  • Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
  • Kelompok 8 / pembawa (inti),
  • Kelompok 45 / pengawal.

Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, beliau hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.

Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.

Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.

Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pengerek Bendera". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut paskibraka.


Kamis, 28 Agustus 2008

Kegiatan Rainas


Pelaksanaan Rainas 2008 hari ke-3 berlangsung semarak, mulai dari Kegiatan Wisata, Petualangan Rimba, Bakti dan Keterampilan. Semua peserta Rainas 2008 yang mendapatkan rotasi kegiatan segera berkumpul di tempat kegiatan masing-masing. Begitu pun dengan kegiatan keterampilan, para peserta telah sampai di Kemah Putri (Kempi) V pada pukul 08.00 WIB. Kegiatan Keterampilan ini terdiri dari Kegiatan Fotografi, Sinematografi, Komunikasi Visual, Jurnalistik,dan Broadcasting. Kegiatan yang bertujuan untuk melatih keterampilan dan kreatifitas ini sangat menarik dan mendapatkan antusiasme tinggi bagi para peserta Rainas 2008. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para Anggota Gerakan Pramuka Golongan Penegak dan Pandega juga dirasa perlu untuk belajar mengenai hal tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh Wakil Ketua Kwartir Nasional Periode 2003-2008, Kak Amoroso Katamsi. Beliau berujar, “Saya kira sangat cukup bermanfaat baik sebagai tambahan pengetahuan di kegiatan tersebut, tapi juga sebagai penambah wawasan hingga jika mereka bergerak di bidang tersebut maka bisa memberikan kontribusi yang bagus.” Para peserta yang ditemui di tempat kegiatan mengutarakan pendapatnya kepada Tim Buletin.

Kak Sari Aprimawati, peserta Kegiatan Sinematografi dari Kwarda Sumatera Barat mengatakan kegiatan ini sangat menarik. Ia beralasan bahwa kegiatan seperti ini sangat langka dan hanya terjadi sekali. Ia berujar dengan adanya kegiatan tersebut, menjadikannya lebih berani dan percaya diri untuk mengeluarkan kreatifitas diri. Selain diberikan materi-materi dasar tentang bidang masing-masing, peserta juga diminta untuk mengaplikasikannya dalam bentuk praktik. Misalnya untuk Kegiatan Sinematografi para peserta dibagi ke dalam tiga kelompok. Kelompok seni peran, kameramen, dan skenario. Begitu juga dengan kegiatan keterampilan lainnya.

Para instruktur yang didatangkan juga merupakan orang-orang yang sangat profesional dan berpengalaman di bidangnya masing-masing. Keakraban itu tampak jelas ketika praktik Kegiatan Broadcasting berlangsung di Markas Radio Raimuna FM. Instruktur yang berasal dari Asian Banking Finence Institute (ABFI) lewat lembaga mahasiswa IPFM-nya tak segan-segan membantu perbaikan pemasangan antena pemancar. Wah pokoknya seru deh, malahan para instruktur tersebut terlihat lebih semangat dari Sangga Kerjanya. “Pertama, mau ngucapin terima kasih buat Raimuna, bagus punya makna positif dan punya banyak bidang apalagi kami bisa membantu di Bidang Broadcasting,” ungkap Dodi mewakili rekan-rekannya.

Antusias para peserta nggak hanya terlihat pada saat kegiatan berlangsung. Tim Buletin sempat menjumpai para peserta sedang melakukan tanya jawab dengan seorang instruktur fotografer profesional yang bernama Bang Roy dari Genggam Fotografi, di sela-sela waktu istirahatnya. Pastinya, saat ada kesempatan, nggak pernah dilewatkan buat menimba ilmu. Kegiatan yang kesemuanya berpusat di Kempi V, memang berbeda dengan kegiatan-kegiatan Pramuka yang pernah ada.

Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan seperti ini diharapkan untuk sering diadakan karena sebagai sarana untuk meningkatkan kreatifitas dan kemandirian di kalangan generasi muda seperti kita. Semakin banyak memiliki keterampilan, pasti akan lebih mandiri, apalagi selalu mengamalkan Dasa Darma dalam keseharian, dijamin bakal tambah oke saja, Setuju kan?

Selasa, 26 Agustus 2008

Kot@ Sibolg@



Kota Sibolga adalah salah satu Kota di Provinsi Sumatra Utara. Wilayahnya seluas 3.356,60 ha yang terdiri dari 1.126,9 ha daratan Sumatera, 238,32 ha daratan kepulauan, dan 2.171,6 ha lautan. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Kota Sibolga adalah Pulau Poncan Gadang, Pulau Poncan Ketek, Pulau Sarudik dan Pulau Panjang. Secara geografis kawasan ini terletak di antara 1 42' - 1 46' LU dan 98 44' - 98 48 BT dengan batas-batas wilayah: Timur, Selatan, Utara pada Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Barat dengan Teluk Tapian Nauli. Letak kota membujur sepanjang pantai dari Utara ke Selatan menghadap Teluk Tapian Nauli. Sementara sungao-sungai yang dimiliki, yakni Aek Doras, Sihopo-hopo, Aek Muara Baiyon dan Aek Horsik

Sementara wilayah administrasi pemerintahan terdiri dari tiga kecamatan dan 16 kelurahan. Ketiga kecamatan itu yakni Kecamatan Sibolga Utara dengan empat kelurahan, Kecamatan Sibolga Kota dengan empat kelurahan, dan Kecamatan Sibolga Selatan dengan delapan kelurahan.

Topografi

Kota Sibolga dipengaruhi oleh letaknya yaitu bcrada pada daratan pantai, lereng, dan pegunungan. Terletak pada ketinggian di atas permukaan laut berkisar antara 0 - 150 meter, kemiringan (lereng) lahan bervariasi antara 0-2 persen sampai lebih dari 40 persen dengan rincian; kemiringan 0-2 persen mencapai kawasan seluas 3,12 kilometer persegi atau 29,10 persen meliputi daratan Sumatera seluas 2,17 kilometer persegi dan kepulauan 0,95 kilometer persegi; kemiringan 2-15 persen mencapai lahan seluas 0,91 kilometer persegi atau 8,49 persen yang meliputi daratan Sumatera seluas 0,73 kilometer persegi dan kepulauan seluas 0,18 kilometer persegi; kemiringan 15-40 persen meliputi lahan seluas 0,31 kilometer persegi atau 2,89 persen terdiri dari 0,10 kilometer persegi wilayah daratan Sumatera dan kepulauan 0,21 kilometer persegi; sementara kemiringan lebih dari 40 persen meliputi lahan seluas 6,31 kilometer persegi atau 59,51 persen terdiri dari lahan di daratan Sumatera seluas 5,90 kilometer persegi dan kepulauan seluas 0,53 kilometer persegi.

Berdasarkan kemiringan lahan tersebut di atas, maka yang paling dominan adalah kemiringan lebih dari 40 persen. Karena hanya berada beberapa meter di atas permukaan laut, iklim Kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 32 C dan minimum 21,6 C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November dengan jumlah 798 mm, sedang hujan terbanyak terjadi pada Desember yakni 26 hari.

Demografi

Penduduk Kota Sibolga berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik Kota Sibolga Tahun 2000 adalah 87.265 jiwa. Dengan wilayah seluas 3.356,60 ha di daratan Sumatera dan urban growth seluas 644,53 ha berarti kepadatan penduduk pada wilayah pemukiman adalah 13.359 jiwa per km persegi. Sementara pertumbuhan penduduk setiap tahunnya sekitar 1,41 persen.

Potensi utama perekonomian bersumber dari perikanan, pariwisata, jasa, perdagangan, dan industri maritim. Hasil utama perikanan, antara lain, kerapu, tuna, kakap, kembung, bambangan, layang, sardines, lencam dan teri.

Saat ini dipimpin Walikota Sahat Pinorshinta Panggabean, sedangkan Wakil Walikota Afifi Lubis.

Senin, 25 Agustus 2008


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi meningakat dengan cepat, terutama dalam hal jaringan komputer. Pada tahun 1988, jaringan komputer mulai digunakan di universitas-universitas dan perusahaan-perusahaan. Dengan jaringan komputer, setiap pekerjaan diharapkan dapat selesai dengan cepat. Jaringan komputer mampu menghubungkan komputer dengan komputer lainya. Salah satu contoh jaringan komputer adalah internet. Internet merupeken teknologi jaringan raksasa yang telah menjadi realitas dalam kebutuhan informasi dan komunikasi jutaan manusia di dunia ini.
Teknologi jaringan yang semakin maju, perlu didukung perangkat keras dan perangkat lunak jaringanya. Dalam perkembangan pertamanya, jaringan komputer masih menggunakan kabel koaksial. Kini, jaringan dibangun dari jaringan serat optik (fiber optics) atau komunikasi tanpa kabel (mirkabel).
Konsep jaringan komputer, lahir pada tahun 1940-an di Amerika Serikat dari proyek pengembangan komputer model I di Laboratorium bell dan juga dari grup riset Harvard Unifersity Yang dipimpin prof. Howard Aiken. Pada tahun 1950-an muncul komputer besar yang disebut super komputer. komputer ini dapat melayani beberapa komputer. Pada saat ini, konsep jaringan dikenal dengan nama TTS (Time Sharing System) dimana pada sistem jaringan ini beberapa komputer terminal terhubung secara serike sebuah komputer utama (Host Komputer). Dengan adanya jaringan ini mulai dirasakan adanya keterpaduan antar teknologi komputer (informasi) dengan teknologi komunikasi yang awalnya berkembang sendiri-sendiri. Pada tahun 1970-an muncul sistem jaringan distribusi. Pada sistem jaringan ini, komputer terdiri atas komputer utama(host) yang dapat mengerjakan pekerjaan besar secara paralel dan dapat melayani beberapa komputer terminalyang tersambung secara seri di setiap komputer utama. Pada tahun 1980-an, penggunaan jaringan komputer sudah beragam dalam hal menangani proses bersama dan komunikasi antarkomputer. teknologi jaringan seperti ini, dikenel dengan nama LAN (Local Are Network). 0Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi meningakat dengan cepat, terutama dalam hal jaringan komputer. Pada tahun 1988, jaringan komputer mulai digunakan di universitas-universitas dan perusahaan-perusahaan. Dengan jaringan komputer, setiap pekerjaan diharapkan dapat selesai dengan cepat. Jaringan komputer mampu menghubungkan komputer dengan komputer lainya. Salah satu contoh jaringan komputer adalah internet. Internet merupeken teknologi jaringan raksasa yang telah menjadi realitas dalam kebutuhan informasi dan komunikasi jutaan manusia di dunia ini.
Teknologi jaringan yang semakin maju, perlu didukung perangkat keras dan perangkat lunak jaringanya. Dalam perkembangan pertamanya, jaringan komputer masih menggunakan kabel koaksial. Kini, jaringan dibangun dari jaringan serat optik (fiber optics) atau komunikasi tanpa kabel (mirkabel).
Konsep jaringan komputer, lahir pada tahun 1940-an di Amerika Serikat dari proyek pengembangan komputer model I di Laboratorium bell dan juga dari grup riset Harvard Unifersity Yang dipimpin prof. Howard Aiken. Pada tahun 1950-an muncul komputer besar yang disebut super komputer. komputer ini dapat melayani beberapa komputer. Pada saat ini, konsep jaringan dikenal dengan nama TTS (Time Sharing System) dimana pada sistem jaringan ini beberapa komputer terminal terhubung secara serike sebuah komputer utama (Host Komputer). Dengan adanya jaringan ini mulai dirasakan adanya keterpaduan antar teknologi komputer (informasi) dengan teknologi komunikasi yang awalnya berkembang sendiri-sendiri. Pada tahun 1970-an muncul sistem jaringan distribusi. Pada sistem jaringan ini, komputer terdiri atas komputer utama(host) yang dapat mengerjakan pekerjaan besar secara paralel dan dapat melayani beberapa komputer terminalyang tersambung secara seri di setiap komputer utama. Pada tahun 1980-an, penggunaan jaringan komputer sudah beragam dalam hal menangani proses bersama dan komunikasi antarkomputer. teknologi jaringan seperti ini, dikenel dengan nama LAN (Local Are Network).